Sabtu, 31 Maret 2012

emosi yang terencana

emosi tertunda
banyak orang bilang kenapa kau masih seperti hari kemarinbulan kemarin dan mungkin tahun-tahun kemarin..
hobi sekali untuk menyendiri,,,mengubur sebuah masalah dengan memajangkan ketenangan dalam setiap berkomunikasi,,,
 Dan banyak orang bilang untuk 4 bulan kebelakang...berbicara secara frontal untuk menyuruh ku mencari sebuah teman untuk motovasi diri,minimal menghapuskan keringat di dahi ketika ku banyak berpikir,.,dan beraktifitas.

Tapi sebuah sanggahan yang menjadi senjata awalku, mungkin memang terasa sepi jika kita sendiri dalam keseharian. tapi semuanya ini ,semua langkah ini, dan semua jalan ini, telah kurencakan sebelumnya. ku akan mencari seorang motivator hidup, seorang pengingat ketika ku salah melangkah. dan menjadi sebuah es ketika ku menjadi api. itu saat ku telah habis masa jabatan ku menjadi seorang kepala Rumah Tangga di rumah kedua ku (HPA TRADYAKALA)..

sebuah sebab yang mungkin cukup jelas,kenapa sampai saat ini ku masih sendiri. mengharapkan maksimalisasi dalam melaksanakan amanah.namun terkadang rasa putus asa akan prinsip itu sering muncul,,saat melihat teman dan yang lainnya bersenda gurau dengan pasangannya,,apa lagi saat wanita tujuan,bermain dengan pria lain,,,*kampret.

jadi ini bukan tentang sebuah kesombongan akan sebuah pilihan, dan ini juga bukan tentang sebuah keraguan akan memilih sebuah keputusan.
namun ini tentang sebuah prinsip,,,prinsip akan sebuah masa depan yang telah terencana sebelum ku melangkah maju kearah rumah idaman (rumah kedua).
jelas ini sebuah masa depan yang sudah terencana dengan matang dari jauh-jauh hari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar